A.
Manarche
Tanda pertama pubertas pada anak perempuan adalah
pembesaran payudara ( thelarche ), yang umumnya terjadi pada usia rata-rata 10 tahun. Hal ini diawali
dengan pembentukan kuncup payudara atau benjolan kecil atau nodul dibawah salah
satu atau kedua putting payudara. Benjolan ini dapat terasa nyeri dengan
berbagai ukuran pada awalnya. Hal ini biasanya merupakan awal dari laju
pertumbuhan. Sekitar 6 bulan berikutnya, rambut kemaluan mulai tumbuh ( adrenarche ), mesekipun pada beberapa anak,
tumbuhnya rambut kemaluan justru menjadi tanda awal pubertasnya. Kemudian
bulu-bulu pada ketiak pun mulai tumbuh. Beberapa tahun berikutnya, ukuran
payudara akan semakin membesar dan akan terjadi pertumbuhan progresif daripada
rambut kemaluan dan genitalia luar, dilanjutkan dengan munculnya haid pertama
atau yang dikenal sebagai menarche.
Menarche didefinisikan sebagai pertama kali
menstruasi, yaitu keluarnya cairan darah darialat kelamin wanita berupa
luruhnya lapisan dinding dalam rahim yang banyak mengandung pembuluh darah.
Periode awal biasanya terjadi beberapa tahun setelah pertumbuhan rambut kemaluan,
pembesaran payudara, dan pertumbuhan yang cepat yang dikenal sebagai “growth spurt” atau laju pertumbuhan. Menarche umumnya terjadi pada usia
antar 11 hingga 14 tahun. Normal terjadi lebih dini di usia 9 tahun atau lama
di usia 15 tahun. Jika anak kita tidak mendapatkan periode menstruasinya di
usianya 15 tahun, sebaiknya orang tua segera membawa anak ke dokter untuk
konsultasi lebih lanjut.
Siklus awal menstruasi biasanya ringan dan tidak dapat diprediksi. Selama 2
tahun pertama, siklus menstruasi bervariasi berkisar 21-45 hari, terkadang
justru tidak ada periode haid. Siklus menstruasi adalah waktu yang dimulai dari
hari pertama muncul haid hingga hari pertama haid berikutnya. Siklus menstruasi
yang normal adah berkisar antara 21-35 hari, tetapi kebanyakan anak perempuan
mengalami siklus menstruasi berkisar antara 25-30 hari. Seorang anak yang kurus
atau berat badan kurang karena diet, terlalu banyak latihan, memilki banyaka
tekanan dalam hidupnya, atau justru kelebihan berat badan atau obesitas, akan sulit
untuk memprediksi siklus haidnya.
Faktor-faktor
yang Berhubungan dengan Usia Menarche
Beberapa hasil penelitian terdahulu menunjukkan adanya
penurunan usia menarche yang diduga berhubungan dengan faktor endogen yaitu
genetik dan faktor eksogen, yaitu status sosial ekonomi keluarga, status gizi,
keadaan keluarga, tempat tinggal, kegiatan fisik dan keterpaparan terhadap
media massa orang dewasa . Sebagian menerangkan bahwa lingkungan rumah tangga;
lingkungan pendidikan formal dan lingkungan per kelompok berpengaruh terhadap
usia menarche
B. Menstruasi
Lama haid
biasanya antara 3-5 hari, ada yang 1-2 hari diikuti darah sedkit-sedikit
kemudian, dan ada yang sampai 7-8 hari. Pada setiap wanita biasanya lama haid
itu tetap.
Jumlah
darah yang keluar rata-rata 33,2 ± 6 hari. Pada wanita yang lebih tua
bisanya darah yang kelua lebih banyak. Pada wanita dengan anemia
defisiensi besi jumah darah haidnya juga lebih banyak. Jumlah darah yang lebih
dari 80 cc dianggap patologik. Darah haid tidak membeku; ini mungkin disebabkan
fibrinolisis.
Siklus
menstruasi terdiri atas tiga fase, yaitu fase menstruasi, fase
proliferasi, dan fase sekretori. Fase menstruasi merupakan fase pada
saat terjadi peluruhan dinding uterus yang menebal (endometrium). Endometrium
yang luruh tersebut merupakan proses menstruasi (keluarnya darah dari vagina).
Fase menstruasi hanya terjadi dalam beberapa hari saja (4–7hari). Menstruasi
menyebabkan dinding uterus menjadi tipis seperti semula. Setelah 1–2 minggu,
dinding uterus kembali menebal. Proses ini terjadi pada fase proliferasi. Fase
terakhir dari siklus menstruasi adalah fase sekretori. Fase sekretori
berlangsung selama dua minggu. Pada fase ini, endometrium semakin menebal, kaya
akan pembuluh darah. Apabila tidak terjadi implantasi embrio pada
endometrium, maka endometrium akan luruh. Hal ini akan mengawali terjadinya
kembali siklus menstruasi.
Kompleks
Hipotalamus-Hipofisis-Ovarium
1) Siklus
Menstruasi Normal
Sikuls
menstruasi normal dapat dibagi menjadi 2 segmen yaitu, siklus ovarium (indung
telur) dan siklus uterus (rahim). Siklus indung telur terbagi lagi menjadi 2
bagian, yaitu siklus folikular dan siklus luteal, sedangkan siklus uterus
dibagi menjadi masa proliferasi (pertumbuhan) dan masa sekresi.
Perubahan
di dalam rahim merupakan respon terhadap perubahan hormonal. Rahim terdiri dari
3 lapisan yaitu perimetrium (lapisan terluar rahim), miometrium (lapisan otot
rehim, terletak di bagian tengah), dan endometrium (lapisan terdalam rahim).
Endometrium adalah lapisan yangn berperan di dalam siklus menstruasi. 2/3
bagian endometrium disebut desidua fungsionalis yang terdiri dari kelenjar, dan
1/3 bagian terdalamnya disebut sebagai desidua basalis.
Pada saat terjadi siklus menstruasi,
berlangsung pula siklus ovarium. Siklus ini, terdiri atas tiga fase,
yaitu fase folikular, fase ovulasi, dan fase luteal.
- Fase Proliferasi/fase Folikuler ditandai dengan
menurunnya hormone progesteron sehingga memacu kelenjar hipofisis untuk
mensekresikan FSH dan merangsang folikel dalam ovarium, serta dapat
membuat hormone estrogen diproduksi kembali. Sel folikel berkembang
menjadi folikel de Graaf yang masak dan menghasilkan hormone estrogern
yang merangsangnya keluarnya LH dari hipofisis. Estrogen dapat menghambat
sekersei FSH tetapi dapat memperbaiki dinding endometrium yang robek.
- Fase Ovulasi/fase Luteal ditandai dengan sekresi LH yang
memacu matangnya sel ovum pada hari ke-14 sesudah mentruasi 1. Sel ovum
yang matang akan meninggalkan folikel dan folikel aka mengkerut dan
berubah menjadi corpus luteum. Corpus luteum berfungsi untuk menghasilkan
hormone progesteron yang berfungsi untuk mempertebal dinding endometrium
yang kaya akan pembuluh darah.
3. Fase pasca ovulasi/fase Sekresi ditandai dengan Corpus luteum
yang mengecil dan menghilang dan berubah menjadi Corpus albicans yang berfungsi
untuk menghambat sekresi hormone estrogen dan progesteron sehingga hipofisis
aktif mensekresikan FSH dan LH. Dengan terhentinya sekresi progesteron maka
penebalan dinding endometrium akan terhenti sehinggamenyebabkan endometrium
mengering dan robek. Terjadilah fase pendarahan/menstruasi.
Siklus menstruasi dan siklus ovarium
sangat dipengaruhi oleh hormon. Hormon tersebut berpengaruh terhadap
perkembangan folikel, ovulasi, dan penebalan dinding rahim. Terdapat lima jenis
hormon yang berperan dalam siklus menstruasi dan siklus ovarium. Kelima hormon
tersebut adalah Gonadotropin Releasing Hormone (GnRH), Follicle Stimulating
Hormone (FSH), Luteinizing Hormone (LH), estrogen, dan progesteron.
Pada fase folikular dari siklus ovarium,
hipotalamus akan mengeluarkan GnRH yang akan merangsang sekresi hormon FSH dan
LH. FSH akan merangsang perkembangan folikel yang akan menyekresikan estrogen.
LH sendiri menyebabkan terjadinya ovulasi dan pembentukan corpus luteum. Corpus
luteum akan menyekresikan hormon estrogen dan progesteron. Kadar estrogen akan
meningkat pada hari ke-12 siklus. Hal ini akan menyebabkan peristiwa ovulasi
pada hari ke-14 siklus.
Produksi estrogen dan progesteron
akan mencapai puncaknya pada hari ke-22 siklus. Apabila tidak terjadi
pembuahan, kadar estrogen dan progesteron yang tinggi akan menghambat produksi
FSH dan LH. Turunnya kadar LH akan menyebabkan luruhnya corpus luteum sehingga
kadar estrogen dan progesteron pun menurun. Hal ini mengawali siklus menstruasi
yang baru. Kejadian seperti ini akan terjadi berulang-ulang, lalu berhenti
untuk sementara waktu pada saat terjadinya kehamilan, lalu akan terjadi lagi
setelah kelahiran.
Apabila
terdapat pembuahan dalam masa ovulasi, maka korpus luteum tersebut dipertahankan.
Pada tiap siklus dikenal 3 masa utama yaitu:
·
Masa menstruasi yang berlangsung selama
2-8 hari. Pada saat itu endometrium (selaput rahim) dilepaskan sehingga timbul
perdarahan dan hormon-hormon ovarium berada dalam kadar paling rendah
·
Masa proliferasi dari berhenti darah
menstruasi sampai hari ke-14. Setelah menstruasi berakhir, dimulailah fase
proliferasi dimana terjadi pertumbuhan dari desidua fungsionalis untuk empersiapkan rahim untuk perlekatan janin.
Pada fase ini endometrium tumbuh kembali. Antara hari ke-12 sampai 14 dapat
terjadi pelepasan sel telur dari indung telur (disebut ovulasi)
·
Masa sekresi. Masa sekresi adalah masa
sesudah terjadinya ovulasi. Hormon progesterone dikeluarkan dan mempengaruhi
pertumbuhan endometrium untuk membuat kondisi rahim siap untuk implantasi
(perlekatan janin ke rahim)
2)
Perubahan
Histologik Pada Ovarium Dalam Siklus Haid
Ovarium
mengalami perubahan-perubahan dalam besar, bentuk, dan posisinya sejak bayi
dilahirkan hingga masa tua seorang wanita. Di samping itu, terdapat
perubahan-perubahan histologik yang disebabkan oleh rangsangan berbagai
kelenjar endokrin. Pada masa
ovarium.
Rata-rata hanya 300-400 ovum yang dilepaskan selama masa pubertas ovarium
berukuran 2,5-5 cm panjang, 1,5-3 cm lebar dan 0,6-1,5 tebal. Pada salah satu
pinggirnya terdapat hilus, tempat keluar masuknya pembuluh-pembuluh darah dan
serabut-serabut saraf. Ovarium dihubungkan oleh mesovarium dengan ligamentum
latum, dan oleh ligamentum ovarii proprium dengan uterus. Permukaan ovarium ditutupi
oleh satu lapis sel kuboid yang disebut epitel germinativum. Di bawahnya
terdapat tunika albugenia yang kebanyakan terdiri dari serabut-serabut jaringan
ikat.
Pada garis
besarnya ovarium terbagi atas dua bagian, yaitu korteks dan medulla. Korteks
terdiri atas stroma yang padat, dimana terdapat folikel-folikel dengan sel
telurnya. Folikel dapat dijumpai dalam berbagai tingkat perkembangan, yaitu
folikel primer, sekunder, dan folikel yang masak (folikel de Graaf). Juga ada
folikel yang telah mengalami degenerasi yang disebut atresia folikel. Dalam
korteks juga dapat dijumpai korpus rubrum, korpus luteum dan korpus albikans.
Makin muda
usia wanita makin banyak folikel dijumpai. Pada bayi baru lahir terdapat
±400.000 folikel pada kedua reproduksi. Pada masa pascamenopause sangat jarang
dijumpai folikel karena kebanyakan telah mengalami atresia. Dalam medulla
ovarium terdapat pembuluh-pembuluh darah, serabut-serabut saraf, dan jaringan
ikat elastis.
Pada masa
kanak-kanak, ovarium boleh dikatakan masih beristirahat dan baru pada masa
pubertas mulai menunaikan faalnya. Perubahan-perubahan yang terdapat pada
ovarium dalam siklus haid ialah sebagai berikut. Di bawah pengaruh FSH beberapa
folikel mulai berkembang; akan tetapi hanya satu yang terus tumbuh sampai menjadi
matang. Pada folikel ini mula-mula sel-sel di sekitar ovum berlipat ganda dan
kemudian di antara sel-sel itu timbul suatu rongga yang berisi cairan disebut
liquor folikuli. Ovum sendiri terdesak ke pinggir dan terdapat di tengah
tumpuka sel yang menonjol ke dalam rongga folikel. Tumpukan sel dengan ovum di
dalamnya itu disebut kumulus oophorus. Antara ovum dan sel-sel sekitarnya
terdapat zona pellusida. Sel-sel lainnya yang membatasi ruangan folikel disebut
membrana granulosa. Dengan tumbuhnya folikel, jaringan ovarium di sekitar
folikel tersebut terdesak ke luar dan membentuk dua lapisan, yaitu teka interna
yang banyak mengandung pembuluh darah dan teka eksterna terdiri dari jaringan
ikat yang padat. Dengan bertambah matang folikel hingga akhirnya matag benar
dan oleh karena pembentukan cairan folikel makin bertambah, maka folikel makin
terdesa ke permukaan ovarium, malahan menonjol ke luar. Sel-sel pada permukaan
ovarium menjadi tipis dan pada suatu waktu oleh mekanisme yang belum jelas
betul, folikel pecah dan keluarlah cairan dari folikel bersama-sama vum yang
dikelilingi sel kumulus ooforus.
Peristiwa
ini disebut ovulasi. Sel-sel granulosa yang mengelilingi ovum yang telah bebas
itu disebut kororna radiata.
Sel-sel
dari membrana granulosa dan teka interna yang tinggal pada ovarium membentuk
korpus rubrum yang berwarna merah oleh karena perdarahan waktu ovulasi dan yang
kemudian menjadi korpus luteum. Korpus luteun berwarna kuning karena mengandung
zat kuning yang disebut lutein; ia mengeluarkan hormon progesteron dan
estrogen.jika tidak terjadi pembuahan (konsepsi), setelah 8 hari korpus luteum
mulai berdegenarasi dan setelah 14 hari mengalami atrofi menjadi korpus
albikans (Jaringan parut). Korpus luteum tadi disebut korpus luteum
menstruasionis. Jika terjadi konsepsi, korpus luteum dipelihara oleh hormon
chorionic gonadotropin (hCG) yang dihasilkan oleh sinsitiotrofoblas dari
korion. Ini dinamakan korpus luteum graviditas dan berlangsung hingga 9-10
minggu.
Pada
manusia, ovulasi biasanya terjadi hanya dari satu ovarium, walapun kadang-kdang
lebih dari satu folikel dapat pecah pada satu waktu yang dapat menghasilkan
kehamilan kembar dizigotik. Ovum yang dilepaskan berukuran kira-kira 150m dan
cepat mengalami degenerasi kecuali jika terjadi fertilisasi.
Fertilisasi
biasanya terjadi dalam tuba dekat dengan fimbrium-fimbrium. Perjalanan ovum di
tuba memakan waktu selama 3 hari dan implantasi blastokist pada uterus biasanya
terjadi 6-7 hari setelah fertilisasi.
3)
Perubahan
Histologik Pada Endometrium Dalam Siklus Haid
Pada masa
reproduksi dan dalam keadaan tidak hamil, selaput lendir uterus mengalami
perubahan-perubahan siklik yang berkaitan erat dengan aktivitas ovarium. Dapat
dibedakan 4 fase endometrium dalam siklus haid, yaitu.
a. Fase menstruasi atau deskuamasi
Dalam fase
ini endometrium dilepaskan dari dinding uterus disertai perdarahan. Hanya
stratum basale yang tinggal utuh. Darah haid mengandung darah vena dan arteri
dengan sel-sel darah merah dalam hemolisis atau aglutinasi, sel-sel epitel dan
stroma yang mengalami desintegrasi dan otolisis, dan sekret dari uterus,
serviks, dan kelanjar-kelenjar vulva. Fase ini berlangsung 3-4 hari.
b. Fase pascahaid atau fase regenerasi
Luka
endometrium yang terjadi akibat pelepasan sebagian besar berangsur-angsur sembuh
dan ditutup kembali oleh selaput lendir baru yang tumbuh dari sel-sel epitel
endometrium. Pada waktu ini tebal endometrium ± 0,5 mm. Fase ini telah mulai
sejak fase menstruasi dan berlangsung ± 4 hari.
c. Fase intermenstruum atau fase
proliferasi
Dalam fase
ini endometrium tumbuh menjadi setebal ± 3,5 mm. Fase ini berlangsung dari hari
ke-5 sampai hari ke-14 dari siklus haid. Fase proliferasi dapat dibagi atas 3
subfase, yaitu:
·
Fase
proliferasi dini (early proliferation phase)
Fase proliferasi dini berlangsung antara hari ke-4 samapi
hari ke-7. fase ini dapat dikenal dari epitel permukaan yang tipis dan adanya
regenerasi epitel, terutama dari mulut kelenjar. Kelenjar-kelenjar kebanyakan
lurus, pendek dan sempit. Bentuk kelenjar ini merupakan ciri khas fase
proliferasi; sel-sel kelenjar mengalami mitosis. Sebagian sediaan masih
menunjukkan suasana fase menstruasi di manaterlihat perubahan-perubahan
involusi dari epitel kelenjar yang berbentuk kuboid. Stroma padat dan sebagian
menunjukkan aktivitas mitosis, sel-selnya berbentuk bintang dan dengan
tonjolan-tonjolan anastomosis. Nukleus sel stroma relatif besar sebab
sitoplasma relatif sedikit.
·
Fase
proliferasi madya (mid proliferation phase)
Fase ini berlangsung antara hari ke-8 sampai hari ke-10.
fase ini merupakan bentuk transisi dan dapat dikenal dari epitel permukaan yang
berbentuk torak dan tinggi. Kelenjar berlekuk-lekuk dan bervariasi. Sejumlah
stroma mengalami edema. Tempak banyak mitosis dengan inti berbentuk telanjang
(naked nucleus)
·
Fase
proliferasi akhir (late prolieration phase)
Fase ini berlangsung pada hari ke-11 sampai hari ke-14. fase
ini dapat dikenal dari permukaan kelenjar yang tidak rata dan dengan banyak
mitosis. Inti epitel kelenjar membentuk pseudostratifikasi. Stroma bertumbuh
aktif dan padat.
d. Fase prahaid atau fase sekresi
Fase ini
mulai sesudah ovulasi dan berlangsung dari hari ke-14 sampai ke-28. pada fase
ini endometrium kira-kira tetap tebalnya, tetapi bentuk kelenjar berubah
menjadi panjang, berlekuk-lekuk dan mengeluarkan getah yang makin lama makin
nyata. Daam endometrium telah tertimbun glikogen dan kapuk yang kelak
diperlukan sebagai makanan untuk telur yang dibuahi. Memang tujuan perubahan
ini adalah untuk mempersiapkan endometrium menerima telur yang dibuahi. Fase
sekresi dibagi atas:
·
Fase
sekresi dini
Dalam fase ini endometrium lebih
tipis daripada fase sebelumnya karena kehilangan cairan. Pada saat ini dapat
dibedakan beberapa lapisan, yakni:
1. Stratum basale, yaitu lapisan endometrium bagian
dalam yang berbatasan dengan lapisan miometrium; lapisan ini tidak aktif,
kecuali mitosis pada kelenjar.
2. Stratum spongiosum, yaitu lapisan tenga berbentuk
anyaman seperti spons. Ini disebabkan oleh banyaknya kelenjar yang melebar dan
berkeluk-keluk dan hanya sedikit stroma di atasnya.
3. Stratum kompaktum, yaitu lapisan atas yang padat.
Saluran-saluran kelenjar sempit, lumennya berisi sekret dan stromanya edema.
·
Fase
sekresi lanjut
Endometrium
dalam fase ini tebalnya 5-6 mm. Dalam fase ini terdapat peningkatam dari fase
sekresi dini, dengan endometrium sangat banyak mengandung pembuluh darah yang
berkeluk-keluk dan kaya dengan glikogen. Fase ini sangat ideal untuk nutrisi
dan perkembangan ovum. Sitoplasma sel-sel stroma bertambah. Sel stroma menjadi
sel desidua jika terjadi kehamilan.
4)
Vaskularisasi
Endometrium Dalam Siklus Haid
Cabang-cabang
besar arteria uterina berjalan terutama dalam stratum vaskulare miometrium. Di
sini sejumlah arteria radialis itu berjalan langsung ke endometrium dan
membentuk arteria spiralis. Pembuluh-pembuluh darah ini memelihara stratum
fungsional endometrium yang terdiri dari stratum kompaktum dan sebagian stratum
spongiosum. Stratum basale dipelihara oleh arteriola-arteriola miometrium di
dekatnya. Mulai dari fase proliferasi terus ke fase sekresi pembuluh-pembuluh darah
dalam endometrium berkembang dan menjadi lebih berkeluk-keluk, dan segera
mencapai permukaan membentuk jaringan kapiler yang banyak. Pada miometrium
kapiler-kapiler mempunyai endotel yang tebal dan lumen yang kecil. Vena-vena
yang berdinding tipis membentuk pleksus dan pada lapisan yang lebih dalam dari
lamina propria mukosa, dan membentuk jaringan anastomosis yang tidak teratur
dengan sinusoid-sinusoid pada semua lapisan.
Pleksus
lainnya dari vena-vena yang besar tanpa katup terdapat di stratum vaskulare
dari miometrium. Hampir sepanjang siklus haid pembuluh-pembuluh darah menyempit
dan melebar secara ritmis, sehingga permukaan endometrium memucat dan berwarna
merah karena penuh dengan darah, berganti-ganti. Bila tidak terjadi pembuahan,
korpus luteum mengalami kemunduran yang menyebabkan kadar progesteron dan
estrogen menurun. Penurunan kadar hormon ini mempengaruhi keadaan endometrium
ke arah regresi, dan pada satu saat lapisan lapisan fngsionalis endometrium
terlepas dari stratum basale yang di bawahnya. Peristiwa ini menyebabkan
pembuluh-pembuluh darah terputus, dan terjadilah pengeluaran darah yang disebut
haid.
Jika
terjadi kehamilan, maka terjadilah perubahan-perubahan yang menetap pada
pembuluh-pembuluh darah. Pada dinding uterus dekat dengan plasenta, dinding
pembuluh darah menunjukkan penebalan dari lapisan intimanya dengan pembentuka
otot-otot polos baru, sedangkan pada lapisan tengah otot-otot ditunjang oleh
jaringan elastis yang cukup banyak.
5)
Dating
Endometrium
Biopsi
endometrium adalah cara terbaik untuk menentukan secara tidak langsung adanya
ovulasi dan menilai efek progesteron terhadap perkembangan endometrium. Untuk
ini, diperlukan kemahiran mengenali ciri-ciri permukaan endometrium, stroma,
dan¾terutama sekali¾ kelenjar-kelenjar endometrium dan sel yang membatasinya
pada waktu tertentu dari siklus haid. Dengan demikian, dapat ditentukan hari
yang tepat dari siklus haid tersebut; hal ini disebut dating endometrium. Untuk
dapat dilakukan dengan tepat pada masa sekresi, oleh karena berbeda dari fase
proliferasi fase ini menunjukkan perubahan-perubahan yang nyata setiap harinya
dengan perubahan morfologi tertentu.
Jika
diambil panjang siklus haid 28 hari dengan perkiraan ovulasi terjadi pada hari
ke-14m maka 36-48 jam setelah ovulasi belum terlihat perubahan yang menonjol
pada endometrium. Karena itu, dating hari ke-14 dan ke-15 tidak berguna untuk
dilakukan, dan sebaiknya baru dimulai pada hari ke-16.
o
Hari
ke-16: Vakuola basal subnukleus terlihat banyak kelenjar. Hari ini ialah hari
terakhir pseudostratifikasi barisan inti. Terlihat mitosis pada
kelenjar-kelenjar dan stroma.
o
Hari
ke-17: Nukleus dari kelenjar-kelenjar tersusun dalam satu garis, dengan
sitoplasma yang homogen di atasnya dan vakuola yang besar-besar di bawahnya.
Pseudostratifikasi menghilang, mitosis di kelenjar dan stroma jarang.
o
Hari
ke-18 : sebagian vakuola mengecil karena sebagian isinya dilepaskan ke arah
sitoplasma sekitar lumen, dan kemudian termasuk ke dalam lumen. Karena vakuola
subnukleus ini mengecil, maka nukleus mendekati basis dari sel. Tidak terlihat
mitosis pada hari ini.
o
Hari
ke-19 : hanya sebagian kecil vakuola terlihat. Sepintas lalu gambarannya
menyerupai hari ke-16, tetapi pada hari ke 19 ini dapat dilihat sekresi
intraluminal, dan tidak terdapat pseudostratifikasi dan mitosis.
o
Hari
ke-20: vakuola subnukleus hanya satu-satu terlihat. Sekresi intraluminal yang
asidofil tampak jelas. Hingga waktu ini, yang jelas terlihat adalah perubahan-perubahan
pada epitel kelenjar.
o
Hari
ke-21 : Mulai terlihat perubahan-perubahan pada stroma. Sel-sel stroma
mempunyai nukleus yang gelap dan padat dengan sitoplasma seperti serabut. Mulai
adanya edema stroma.
o
Hari
ke-22 : edema stroma mencapai maksimum. Sel-sel stroma tampak kecil, padat,
inti hampir telanjang dan sitoplasmanya seperti di atas. Mulai terlihat
arteriola spiralis dengan dindingnya yang tipis. Sekresi intraluminal aktif,
tetapi mulai berkurang.
o
Hari
ke-23 : edema stroma menetap. Perubahan yang khas ialah kondensasi stroma di
sekitar arteriola spiralis. Hal ini terjadi karena pembesaran inti stroma dan
bertambahnya sitoplasma, dan disebut sel pradesidua. Dapat juga dijumpai
mitosis.
o
Hari
ke-24 : Kumpulan sel-sel pradesidua tampak jelas di sekeliling arteriola.
Mitosis stroma aktif, tetapi edema berkurang. Endometrium akan mulai mengalami
involusi, kecuali apabilaterjadi kehamilan.
o
Hari
ke-25 : sel-sel pradesidua mulai terdapat di bawah sel-sel epitel permukaan.
Sedikit edema terdapat di sekitar arteriola. Sedikit infiltrasi limfosit
terlihat pada stroma.
o
Hari
ke-26 : sel-sel pradesidua mulai tampak mengelompok di seluruh stroma, disertai
infiltrasi sel-sel leukosit polinuklear.
o
Hari
ke-27 : Pradesidua menonjol sekitar pembuluh darah dan di bawah epitel
permukaan. Jelas adanya infiltrasi sel-sel leukosit polinuklear.
o
Hari
ke-28 : Mulai terlihat daerah dengan nekrosis (focal nekrosis) dan
daerah-daerah kecil dengan perdarahan dalam stroma. Sel-sel stroma berkumpul
bersama-sama. Infiltasi sel-sel leukosit polinuklear sangat banyak.
Kelenjar-kelenjar keluhatan mengalami secretory exhaustion.
C. Fertilisasi
Fertilisasi adalah proses peleburan antara sel telur dengan spermatozoa.
Ketika sel telur dilepaskan dari folikel di dalam ovarium, maka sel telur akan
menuju ke tuba fallopi (saluran oviduk). Apabila pada keadaan
tersebut terjadi hubungan seksual, maka spermatozoa akan dapat membuahi ovum
dalam saluran tuba fallopi tersebut.
Spermatozoa
akan bergerak dengan bantuan bagian ekornya. Pergerakan tersebut dapat mencapai
12 cm per jam di sepanjang tuba fallopi (saluran oviduk). Pergerakan
spermatozoa dibantu juga oleh pergerakan dinding rahim dan dinding tuba falopi.
Mulut rahim juga mengeluarkan cairan atau lendir encer agar spermatozoa dapat
berenang dengan lancar dalam rahim menuju saluran telur untuk menemui dan
membuahi sel telur. Kejadian ini dapat digambarkan seperti seseorang yang
berenang di sungai yang searah dengan arus sungai itu, sehingga perenang akan
lebih cepat tiba di tempat tujuan.
Spermatozoa
bergerak melintasi saluran tuba falopi dengan kecepatan 12 cm per jam. Untuk
dapat membuahi sel telur, jumlah spermatozoa tidak boleh kurang dari 20
juta. Dari jumlah tersebut hanya satu yang akan membuahi sel telur, dan
yang lain akan mati dan terserap oleh tubuh. Ibarat perlombaan, hanya
satu yang akan menjadi pemenang, dan itulah yang akan membuahi sel
telur.
Sesaat sebelum terjadinya
fertilisasi, sperma melepaskan enzim pencerna yang bernama hialuronidase
yang bertujuan untuk melubangi protein penyelubung telur. Setelah
dinding sel telur berlubang, maka sel sperma masuk ke dalam sel telur.
Bagian yang masuk adalah kepala dan bagian tengah, sedangkan ekor dari
sel sperma terputus dan tertinggal. Akhirnya, terjadilah pembuahan itu. Dari
pembuahan tersebut akan dihasilkan zigot yang bersifat diploid dan
memiliki kromosom sebanyak 23 pasang atau 46 kromosom di antaranya 44
kromosom tubuh dan 2 kromosom kelamin. Di dalam 46 kromosom ini
terdapat semua rumus untuk membentuk seorang manusia.
Jika ini
terjadi maka zigot tidak akan dapat tumbuh dengan normal, dan jika terjadi
pertumbuhan pada zigot maka keadaan ini akan membahayakan ibunya, karena janin
tersebut akan dapat memecahkan saluran tuba falopi. Semakin cepat kelainan ini
diketahui semakin baik hasil penanggulangannya.
Tahap-tahap
pembelahan zigot dimulai dari morula, kemudian berkembang menjadi blastula,
selanjutnya blastula ini akan bergerak ke bagian rahim (uterus) dan sesampainya
di rahim zigot yang aktif membelah akan mengebor lapisan lendir rahim dengan
menggunakan enzim yang dapat melebur sel-sel pada lapisan tesebut. Proses
pengeboran ini dapat terjadi selama 4 - 5 hari, kemudian blastula akan tertanam
pada dinding rahim. Peristiwa ini disebut implantasi, yang terjadi
setelah 1 minggu terjadinya fertilisasi. Pada saat ini, korpus iuteum
menghasilkan hormon progesteron, yang berfungsi untuk merangsang pertumbuhan
rahim. Setelah terjadi perlekatan zigot di dalam dinding rahim, hormon estrogen
dan progesteron mengatur agar menstruasi tidak terjadi. Blastula meneruskan
pembelahan secara terus menerus yang menghasilkan gastrula, kemudian menjadi
embrio dan akhirnya embrio akan berkembang menjadi janin di dalam rahim. Pada
proses awal pembentukan zigot sampai tertanamnya di dalam rahim merupakan masa
kritis, artinya kesalahan kecil sekalipun dapat berakibat fatal. Semua sistem
terkait harus berjalan dengan tepat demi kelangsungan hidup sel-sel janin
tersebut.
D.
Gestasi
(Kehamilan)
Telah
dijelaskan sebelumnya bahwa setelah terbentuknya zigot, maka zigot akan
membelah terus untuk membentuk embrio yang kemudian tertanam di dalam rahim.
Sewaktu berada di dalam rahim, embrio ini juga selalu membelah dan mengalami
perkembangan untuk membentuk janin (fetus). Tingkat perkembangan
tersebut dapat dilihat pada uruturutan. Jika diperhatikan akan terlihat
sebenarnya pada tahap awal, bentuk embrio manusia tidak jauh berbeda dari
bentuk embrio hewan vertebrata lain, yaitu mirip kecebong yang memiliki
panjangnya 5 mm. Tahap blastulasi terjadi pada minggu pertama setelah
fertilisasi.
Kehamilan manusia terjadi selama 40 minggu antara waktu menstruasi terakhir dan kelahiran (38 minggu
dari pembuahan). Istilah
medis untuk wanita hamil adalah gravida, sedangkan manusia di dalamnya
disebut embrio (minggu-minggu
awal) dan kemudian janin (sampai
kelahiran). Seorang wanita yang hamil untuk pertama kalinya disebut primigravida
atau gravida 1. Seorang wanita yang belum pernah hamil dikenal sebagai gravida
0.
Dalam banyak masyarakat definisi medis dan legal
kehamilan manusia dibagi menjadi tiga periode triwulan, sebagai cara memudahkan tahap berbeda
dari perkembangan janin. Triwulan pertama membawa risiko tertinggi keguguran (kematian
alami embrio atau janin), sedangkan pada masa triwulan ke-2 perkembangan janin
dapat dimonitor dan didiagnosa. Triwulan ke-3 menandakan awal 'viabilitas', yang berarti janin dapat tetap hidup
bila terjadi kelahiran awal alami atau kelahiran dipaksakan.
Karena kemungkinan viabilitas janin yang telah
berkembang, definisi budaya dan legal dari hidup seringkali menganggap janin
dalam triwulan ke-3 adalah sebuah pribadi. Kehamilan
manusia terjadi selama 40 minggu antara waktu menstruasi terakhir dan kelahiran (38 minggu
dari pembuahan). Istilah
medis untuk wanita hamil adalah gravida, sedangkan manusia di dalamnya
disebut embrio (minggu-minggu
awal) dan kemudian janin (sampai
kelahiran). Seorang wanita yang hamil untuk pertama kalinya disebut primigravida
atau gravida 1: seorang wanita yang belum pernah hamil dikenal sebagai gravida
0.
Dalam banyak masyarakat definisi medis
dan legal kehamilan manusia dibagi menjadi tiga periode triwulan, sebagai cara memudahkan tahap berbeda
dari perkembangan janin. Triwulan pertama membawa risiko tertinggi keguguran (kematian
alami embrio atau janin), sedangkan pada masa triwulan ke-2 perkembangan janin
dapat dimonitor dan didiagnosa. Triwulan ke-3 menandakan awal 'viabilitas', yang berarti janin dapat tetap hidup
bila terjadi kelahiran awal alami atau kelahiran dipaksakan.
Karena kemungkinan viabilitas janin yang telah
berkembang, definisi budaya dan legal dari hidup seringkali menganggap janin
dalam triwulan ke-3 adalah sebuah pribadi hidup yang baru.
Pada saat
ini embrio masih sangat kecil. Walaupun dalam kurun waktu itu ia telah terdiri
atas ratusan sel-sel kecil yang berkumpul membentuk bola kecil yang berukuran
hampir sama dengan kepala jarum pentul. Pada proses pembentukan blastula,
sel-sel membelah dengan cepat dan terjadi migrasi sel di dalam embrio, yang
membentuk dua bagian utama, yaitu embrio yang nantinya berkembang menjadi janin
dan membran ekstra embrio yang nantinya membentuk plasenta, amnion, dan tali
pusar. Ketiga bagian ini berfungsi untuk menunjang kehidupan janin, antara
lain:
a. untuk
memberikan nutrisi,
b.
pertukaran gas, dan
c. menahan
goncangan.
Plasenta
juga dapat menghasilkan hormon-hormon tertentu, antara lain mengatur hormon
kelenjar dan relaksin yang berfungsi untuk fleksibilitas simfibis pubis dan
organ-organ lain di daerah tersebut sehingga mempermudah kelahiran. Setelah
itu, dilanjutkan dengan proses gastrulasi yang terjadi pada minggu ke-3. Pada
proses gastrulasi, jaringan sudah membentuk 3 lapisan, yaitu lapisan ektodermis,
mesodermis, dan endodermis. Ketiga lapisan jaringan tersebut akan
mengalami diferensiasi dan spesialisasi membentuk organ dan sistem organ.
1) Lapisan ekstroderm akan
membentuk organ-organ seperti saraf, hidung, mata, kelenjar kulit dan
berkembang menjadi jaringan epidermis.
2) Lapisan mesoderm akan
berkembang membentuk organ ginjal, limpa, kelenjar kelamin, jantung, pembuluh
darah, getah bening, tulang dan otot.
3) Lapisan endoderm akan
membentuk organ hati, pankreas, saluran pencernaan, saluran pernapasan,
kelenjar gondok, dan anak gondok. Fase itu disebut fase organogenesis.
Fase ini terjadi pada minggu ke-4 s.d. minggu ke-8.
Pada saat
janin berusia 14 minggu, organ sudah terbentuk lengkap. Janin terus mengalami
pertumbuhan dan penyempurnaan pada bagian-bagian organ tubuhnya, hingga usia 9
bulan 10 hari sebagai usia yang normal bagi bayi untuk dilahirkan. Kadar hormon
estrogen pada seorang wanita yang hamil sedikit. Hormon estrogen ini akan
membantu kontraksi uterus. Selain itu, dihasilkan pula hormon oksitosin yang
fungsinya sama seperti estrogen.
1. Usia Kehamilan
Umur hamil
dapat ditentukan dengan Rumus Naegle, Gerakan pertama fetus, Palpasi abdomen,
Perkiraan tinggi fundus uteri dan Ultrasonografi.
a)
Rumus Naegle
Rumus Naegle
untuk menentukan hari perkiraan lahir (HPL, EDC= Expected Date of Confinement).
b)
Gerakan Pertama Fetus
Gerakan pertama
fetus dapat dirasakan pada umur kehamilan 16 minggu.
c)
Palpasi Abdomen
Teknik
pemeriksaan pada perut ibu bayi untuk menentukan posisi dan letak janin.
d)
Perkiraan Tinggi Fundus Uteri
Menentukan usia
kehamilan dengan perkiraan tinggi fundus uteri dilakukan dengan menghitung
tinggi fundus uteri, menggunakan alat ukur caliper menggunakan pita ukur,
menggunakan pita ukur dengan metode berbeda.
e)
Ultrasonografi
Tujuan
ultrasonografi adalah konfirmasi kehamilan dan mengetahui usia kehamilan.
2.
Masa Kehamilan
a) Minggu Ke-1
·
Calon Ibu
Idealnya calon ibu berada dalam kondisi sehat optimal.
Kebiasaan seperti merokok, minum beralkohol dan obat-obatan yang tidak perlu
sudah seharusnya dihentikan pada masa ini. Suhu tubuh basal akan sedikit
meningkat pada masa ovulasi dan berkisar antara 36,6 C dan
berangsur - angsur akan meningkat. Konsultasi genetik bisa dilakukan
dengan dokter kandungan untuk mengetahui apakah adanya riwayat penyakit menurun
dalam keluarga seperti hemofili, fibrosis kistik atau berbeda
tipe golongan darah Rhesus.
b) Minggu Ke-2
·
Calon Ibu
Masa fertilisasi atau pembuahan
dimana berjuta-juta sperma pasangan akan
masuk ke vagina dan mencapai tuba falopi. Beberapa ratus sperma akan menuju sel
telur sambil mengeluarkan enzim yang membuat
salah satu sperma berhasil menembus lapisan pelindung sel telur yang matang.
Pada saat ini terjadi perubahan kimiawi yang mencegah
sperma lain memasuki sel telur. Tubuh sperma yang berhasil masuk sel telur akan
terurai dan inti sel yang membawa kode genetik akan menyatu
dengan kode genetik sel telur yang telah dibuahi.
·
Janin Bayi
Jenis kelamin bayi pada masa ini
ditentukan oleh 46 kromosom yang menyusun karakteristik genetik-nya. Sel
sperma dan sel telur membawa kode genetiknya masing-masing. Sel telur hanya
memiliki kromosom X, namun sel sperma membawa kromosom X
atau Y. Bila sperma yang membuahi sel telur membawa kromosom X maka akan
membentuk seorang bayi perempuan. Lain halnya
bila yang membuahi sel telur adalah sel sperma yang membawa kromosom Y, maka bayi laki-laki-lah yang akan
terbentuk. Pada hal ini, calon ayah-lah yang
sebenarnya menentukan jenis kelamin bayi.
Sel telur yang telah dibuahi akan mebelah dua menjadi 2 sel, kemudian 4
sel dan kemudian terus membelah sambil bergerak meninggalkan tuba falopi menuju
rahim. Saat ini,
dengan perkiraan kasar terdapat 30 sel hasil pembelahan. Kumpulan sel tersebut
dinamakan morula, dari bahasa Latin yang berarti anggur.
c) Minggu Ke-3
·
Calon Ibu
Kira-kira 7 hari setelah fertilisasi, morula akan
tertanam di lapisan dalam rahim (endometrium). Secara
formal hal ini dapat dikatakan sebagai suatu kehamilan. Kelompok sel tersebut
akan semakin matang dan menjadi blastokista, substansi yang akan men-stimulasi terjadinya perubahan dalam tubuh calon
ibu termasuk terhentinya siklus menstruasi.
·
Janin Bayi
Selama minggu-minggu awal kehamilan, bayi akan berkembang
pesat. Setiap hari pasti akan terjadi perubahan besar. Hanya dalam waktu 7
hari, sebuah sel akan menjadi suatu kelompok berisi ratusan sel. Walau secara
kasat mata bahkan dengan bantuan mikroskop tetap sulit
dilihat, sel-sel ini telah mengatur dirinya sendiri dengan benar. Sebagian
membentuk embrio, sedangkan
yang lain menjadi struktur penyokong yang
memberi nutrisi kepada embrio. Bagaimana hal ini terjadi masih menjadi misteri bagi para
ahli.
d) Minggu Ke-4
·
Calon Ibu
Meskipun kehamilan bisa diketahui sendiri, namun tes
darah yang mampu membuktikan kehamilan secara akurat, terutama pada
minggu-minggu ini. Hal ini disebabkan adanya blastokista yang akan
mengeluarkan sejumlah hormon kehamilan (Human
Chorionic Gonadotrophin / hCG). Hormon ini dapat terdeteksi dalam darah. Urin juga dapat
digunakan untuk men-tes hormon ini, namun hasilnya tidak seakurat tes darah.
·
Janin Bayi
Pada minggu ini blastokista yang tadinya berbentuk
seperti bola mulai berubah
menjadi sebuah embrio. Embrio ini dibedakan menjadi 3 jenis lapisan yang nantinya membentuk 3 jenis jaringan, yaitu:
3.
Ektoderm: lapisan terluar yang akan membentuk kulit, rambut, lensa mata, email gigi dan sistem saraf
Keseluruhan sel dalam setiap
jaringan akan bergerak mengelilingi untuk menuju tempat masing-masing dan
bentuk bakal kepala embrio akan meruncing seperti tetesan air mata.
e) Minggu Ke-5
·
Calon Ibu
Tanda utama kehamilan adalah tidak menstruasi sekitar 2-3
minggu setelah konsepsi. Namun ketiadaan menstruasi (amenore)
ini bisa juga disebabkan oleh hal-hal lain. Untuk memastikan perlu dilakukan
tes urin sehingga dokter dapat menaksir perkiraan hari persalinan dihitung
semenjak hari pertama siklus menstruasi terakhir.
Selain tidak menstruasi (amenore) terdapat tanda-tanda
awal lainnya yang juga perlu diperhatikan, misalnya mual muntah atau biasa
disebut morning
sickness, perubahan selera makan, perubahan pada payudara, dan
kelelahan.
Kehamilan biasanya terbagi dalam periode, yang dikenal
sebagai triwulan, yaitu:
1.
Triwulan I : berlangsung hingga
minggu kehamilan ke-13. Pada masa ini terjadi perkembangan janin yang cepat.
Pada masa ini risiko keguguran juga termasuk tinggi.
2.
Triwulan II : berlangsung dari
minggu ke-14 hingga minggu kehamilan ke-27
3.
Triwulan II : berlangsung dari
minggu ke-28 hingga masa kelahiran
·
Janin Bayi
Pada saat ini janin dalam rahim sang ibu telah memiliki
bentuk yang lebih jelas. Janin telah memiliki bagian atas bawah, kanan kiri,
serta depan belakang. Di daerah punggung terdapat suatu
celah melengkung yang akan membentuk struktur seperti tabung
silinder yang disebut neural
tube (tabung saraf). Dalam perkembangannya, pada tabung ini akan terbentuk sumsum tulang belakang dan otak. Bagian atas
dari tabung tersebut akan meluas dan mendatar untuk mebentuk otak depan. Selain
itu di bagian pusat janin akan terbentuk suatu tonjolan yang merupakan bakal
jantung. Tonjolan tersebut akan dialiri oleh pembulu darah rudimenter
(pembuluh darah yang belum sempurna).
f) Minggu Ke-6
·
Calon Ibu
Pada saat ini banyak wanita yang
menghubungkan kehamilan dengan timbulnya keluhan, khususnya nausea
(pusing dan mual). Biasanya para ibu saat ini merasa lebih mudah tersinggung
dan lelah daripada sebelumnya. Hal ini disebabkan adanya peningkatan hormon progesteron. Biasanya
isitrahat yang cukup akan membantu proses relaksasi dalam neghadapi hal-hal tersebut.
·
Janin Bayi
Tabung saraf di sepanjang tulang belakang telah menutup.
Di salah satu ujungnya telah terbentuk bakal otak yang akan mengisi tulang tengkorak. Sementara itu
terdapat 2 buah piringan pigmen kecil yang
membentuk struktur seperti mangkuk di kedua sisi
kepalanya. Bagian ini disebut vesikel optikus yang merupakan bakal mata.
Walaupun jantung bayi pada awalnya
hanya berupa tabung kecil, namun pada tahap ini bakal jantung telah berdenyut
dan tidak akan pernah berhenti hingga akhir hidup. Bakal kaki dan tangan juga mulai
terlihat, demikian pula tulang ekor akan makin terlihat jelas di tahap
ini.
g) Minggu Ke-7
·
Calon Ibu
Lima minggu setelah konsepsi, dinding rahim melunak
sehingga mempermudah penanaman blastosit. Pada saat ini serviks (mulu
tahim mulai melunak. Perubahan yang terjadi di organ dalam lain adalah
penebalan lendir serviksyang
akan menggumpal membentuk sumbat (plug) dalam saluran mulut
rahim. Nantinya lendir ini akan dikeluarkan sesaat sebelum proses persalinan,
yaitu saat serviks mulai membuka (hal ini disebut show).
·
Janin Bayi
Di minggu ini terjadi perubahan pada tubuh, wajah, dan kaki bayi. Saluran
pencernaan janin mulai
terbentuk dan usus depan telah
terlihat. Bentuk tulang ekor juga jelas terlihat namun akan
menghilang di minggu ke-10 atau 11. Paru-paru juga mulai
berkembang sementara itu tali pusat akan
berkembang setelah plasenta dewasa. Selain
itu telah terbentuk pula bakal wajah, sedikit pigmentasi pada iris mata dan
lubang pada mulutnya. Seminggu setelah pembentukan bakal kaki, maka bakal
lengan justru telah dapat dibedakan menjadi segmen tangan dan bahu.
h) Minggu Ke-8
·
Calon Ibu
Walauoun rahim mulai membesar, perubahan ini biasanya
belum terlihat dari luar. Yang lebih dahulu mendeteksi perubahan ini secara
umum adalah dokter. Dokter akan
meraba pembesaran saat melakukan pemerikasaan panggul. Biasanya
ukuran baju sang ibu mulai membesar karena pinggang terasa mulai adanya
pengetatan akibat membesarnya janin yang tumbuh.
·
Janin Bayi
Pada
ujung-ujung tubuh yang sedang berkembang, mulai terbentuk bakal jari tangan dan kaki, sedangkan
bakal lengan akan sedikit fleksi (membengkok) pada bagian pergelangan
dan siku. Pada bagian
sisi lehernya nampak bakal
telinga luar yang mulai tumbuh, begitu pula halnya bakal bibir atas dan ujung
hidung pada wajahnya. Bakal mata janin masih saling berjauhan satu sama lain,
namun bakal kelopak mata mulai
terbentuk mengitarinya. Dalam tubuh janin, usus halus tampak panjang
sekali sehingga rongga perut tidak mampu
menampung. Beberapa akan menonjol ke tali pusat janin yang disebut hernia
(penonjolan) fisiologik.
i)
Minggu Ke-9
·
Calon Ibu
Pada saat in
hormon kehamilan hCG sedang berada di posisi puncak sehingga sang ibu akan
mengalami beberapa perubahan. Kulit wajah sang ibu akan terasa lebih halus dan
kencang walau mungkin akan sedikit berjerawat pula. Rambut
sang ibu akan terasa lebih kering dan payudara terlihat
sedikit mengencang, kadang-kadang padat, atau sedikit nyeri bila ditekan.
Pada saat ini pula cairan keluar dari vagina dalam jumlah
bervariasi.
·
Janin Bayi
Punggung bayi
saat ini akan sedikit menegak dan tulang ekornya akan sedikit memendek.
Proporsi kepala masih lebih
besar dari anggota tubuh lainnya dan bagian kepala masih menekuk ke arah dada. Kedua mata
bayi telah berkembang dengan baik namun masih ditutupi oleh membran kelopak. Selain itu bayi sudah dapat melakukan
gerakan-gerakan kecil setelah otot-ototnya mulai
berkembang dan perubahan ini dapat dilihat melalui USG. Anggota badan lainnya juga muali
berkembang, seperti perkembangan lengan dan jari tangan lebih cepat daripada tungkai dan jari kaki. Pada tahap
ini, telapak tangan janin telah memiliki batas jari
tangan yang jelas. Kelima jari tangan tampak terpisah satu sama lain.
j) 8-12
Minggu
Saat
memasuki minggu-minggu ini, organ-organ tubuh utama janin telah terbentuk.
Kepalanya berukuran lebih besar daripada badannya, sehingga dapat menampung
otak yang terus berkembang dengan pesat. Ia juga telah memiliki dagu, hidung,
dan kelopak mata yang jelas. Di dalam rahim, janin mulai diliputi cairan ketuban
dan dapat melakukan aktifitas seperti menendang dengan lembut. Organ-organ
tubuh utama janin kini telah terbentuk.
k) 12-16
Minggu
Paru-paru janin mulai berkembang dan
detak jantungnya dapat didengar melalui alat ultrasonografi (USG). Wajahnya
mulai dapat membentuk ekspresi tertentu dan mulai tumbuh alis dan bulu mata.
Kini ia dapat memutar kepalanya dan membuka mulut. Rambutnya mulai tumbuh kasar
dan berwarna.
l)
16-20
Minggu
Ia
mulai dapat bereaksi terhadap suara ibunya. Akar-akar gigi tetap telah muncul
di belakang gigi susu. Tubuhnya ditutupi rambut halus yang disebut lanugo. Si
kecil kini mulai lebih teratur dan terkoordinasi. Ia bisa mengisap jempol dan
bereaksi terhadap suara ibunya. Ujung-ujung indera pengecap mulai berkembang
dan bisa membedakan rasa manis dan pahit dan sidik jarinya mulai nampak.
m) 20-24 Minggu
Pada saat ini, ternyata besar tubuh
si kecil sudah sebanding dengan badannya. Alat kelaminnya mulai terbentuk,
cuping hidungnya terbuka, dan ia mulai melakukan gerakan pernapasan.
Pusat-pusat tulangnya pun mulai mengeras. Selain itu, kini ia mulai memiliki
waktu-waktu tertentu untuk tidur.
n) 24-28
Minggu
Di bawah kulit, lemak sudah mulai
menumpuk, sedangkan di kulit kepalanya rambut mulai bertumbuhan, kelopak
matanya membuka, dan otaknya mulai
aktif. Ia dapat mendengar sekarang, baik suara dari dalam maupun dari luar (lingkungan). Ia dapat mengenali suara ibunya dan detak jantungnya bertambah cepat jika ibunya berbicara. Atau boleh dikatakan bahwa pada saat ini merupakan masa-masa bagi sang janin mulai mempersiapkan diri menghadapi hari kelahirannya.
aktif. Ia dapat mendengar sekarang, baik suara dari dalam maupun dari luar (lingkungan). Ia dapat mengenali suara ibunya dan detak jantungnya bertambah cepat jika ibunya berbicara. Atau boleh dikatakan bahwa pada saat ini merupakan masa-masa bagi sang janin mulai mempersiapkan diri menghadapi hari kelahirannya.
o) 28-32
Minggu
Walaupun gerakannya sudah mulai
terbatas karena beratnya yang semakin bertambah, namun matanya sudah mulai bisa
berkedip bila melihat cahaya melalui dinding perut ibunya. Kepalanya sudah
mengarah ke bawah. Paru-parunya belum sempurna, namun jika saat ini ia terlahir
ke dunia, si kecil kemungkinan besar telah dapat bertahan hidup.
p) 36
Minggu
Kepalanya telah berada pada rongga
panggul, seolah-olah "mempersiapkan diri" bagi
kelahirannya ke dunia. Ia kerap berlatih bernaPas, mengisap, dan menelan. Rambut-rambut
halus di sekujur tubuhnya telah menghilang. Ususnya terisi mekonium (tinja pada
bayi baru lahir) yang biasanya akan dikeluarkan dua hari setelah ia lahir. Saat
ini persalinan sudah amat dekat dan bisa terjadi kapan saja.
E.
Laktasi
Ketika bayi menghisap payudara, hormon
yang bernama oksitosin membuat ASI
mengalir dari dalam alveoli, melalui saluran susu (ducts/milk canals)
menuju reservoir susu {sacs} yang berlokasi di belakang areola, lalu ke
dalam mulut bayi.
Pada bulan kelima dan keenam kehamilan,
payudara siap memproduksi ASI. Namun, ASI bisa juga diproduksi tanpa kehamilan (induced
lactation).
1.
Laktogenesis I
Pada fase terakhir kehamilan, payudara wanita memasuki
fase Laktogenesis I. Saat itu payudara memproduksi kolostrum, yaitu berupa
cairan kental yang kekuningan. Pada saat itu, tingkat progesteron yang tinggi
mencegah produksi ASI sebenarnya. Tetapi bukan merupakan masalah medis apabila
ibu hamil mengeluarkan (bocor) kolostrum sebelum lahirnya bayi, dan hal ini
juga bukan indikasi sedikit atau banyaknya produksi ASI sebenarnya nanti.
2. Laktogenesis II
Saat melahirkan, keluarnya plasenta menyebabkan
turunnya tingkat hormon progesteron, estrogen, dan HPL secara tiba-tiba, namun
hormon prolaktin tetap tinggi. Hal ini menyebabkan produksi ASI besar-besaran
yang dikenal dengan fase Laktogenesis II.
Apabila payudara dirangsang, level prolaktin dalam darah
meningkat, memuncak dalam periode 45 menit, dan kemudian kembali ke level
sebelum rangsangan tiga jam kemudian. Keluarnya hormon prolaktin menstimulasi
sel di dalam alveoli untuk memproduksi ASI, dan hormon ini juga keluar dalam
ASI itu sendiri. Penelitian mengindikasikan bahwa level prolaktin dalam susu
lebih tinggi apabila produksi ASI lebih banyak, yaitu sekitar pukul 2 pagi
hingga 6 pagi, namun level prolaktin rendah saat payudara terasa penuh.
Hormon lainnya, seperti insulin, tiroksin, dan kortisol,
juga terdapat dalam proses ini, namun peran hormon tersebut belum diketahui.
Penanda biokimiawi mengindikasikan bahwa proses laktogenesis II dimulai sekitar
30-40 jam setelah melahirkan, tetapi biasanya para ibu baru merasakan payudara
penuh sekitar 50-73 jam (2-3 hari) setelah melahirkan. Artinya, memang produksi
ASI sebenarnya tidak langsung setelah melahirkan.
Kolostrum dikonsumsi bayi sebelum ASI sebenarnya.
Kolostrum mengandung sel darah putih dan antibodi yang tinggi daripada ASI
sebenarnya, khususnya tinggi dalam level immunoglobulin A (IgA), yang
membantu melapisi usus bayi yang masih rentan dan mencegah kuman memasuki bayi.
IgA ini juga mencegah alergi makanan [11]. Dalam dua
minggu pertama setelah melahirkan, kolostrum pelan pelan hilang dan tergantikan
oleh ASI sebenarnya.
3. Laktogeneses
III
Sistem kontrol hormon endokrin mengatur produksi ASI
selama kehamilan dan beberapa hari pertama setelah melahirkan. Ketika produksi
ASI mulai stabil, sistem kontrol autokrin dimulai. Fase ini dinamakan Laktogenesis
III.
Pada tahap ini, apabila ASI banyak dikeluarkan, payudara
akan memproduksi ASI dengan banyak pula. Penelitian berkesimpulan bahwa apabila
payudara dikosongkan secara menyeluruh juga akan meningkatkan taraf produksi
ASI. Dengan
demikian, produksi ASI sangat dipengaruhi seberapa sering dan seberapa baik
bayi menghisap, dan juga seberapa sering payudara dikosongkan.
Produksi ASI yang rendah adalah akibat
dari:
·
Kurang sering menyusui atau memerah
payudara
·
Apabila bayi tidak bisa menghisap ASI
secara efektif, antara lain akibat:
o
Struktur mulut dan rahang yang kurang
baik
o
Teknik perlekatan yang salah
·
Kelainan endokrin ibu (jarang terjadi)
·
Jaringan payudara hipoplastik
·
Kelainan metabolisme atau pencernaan
bayi, sehingga tidak dapat mencerna ASI
·
Kurangnya gizi ibu
Menyusui setiap dua-tiga jam akan menjaga produksi ASI
tetap tinggi. Untuk wanita pada umumnya, menyusui atau memerah ASI delapan kali
dalam 24 jam akan menjaga produksi ASI tetap tinggi pada masa-masa awal
menyusui, khususnya empat bulan pertama. Bukanlah hal
yang aneh apabila bayi yang baru lahir menyusui lebih sering dari itu, karena
rata-ratanya adalah 10-12 kali menyusui tiap 24 jam, atau bahkan 18 kali.
Menyusui on-demand adalah menyusui kapanpun bayi meminta (artinya akan
lebih banyak dari rata-rata) adalah cara terbaik untuk menjaga produksi ASI
tetap tinggi dan bayi tetap kenyang. Tetapi perlu diingat, bahwa sebaiknya
menyusui dengan durasi yang cukup lama setiap kalinya dan tidak terlalu
sebentar, sehingga bayi menerima asupan foremilk dan hindmilk
secara seimbang.
4. Refleks
turunnya susu
Keluarnya hormon oksitosin menstimulasi
turunnya susu (milk ejection / let-down reflex). Oksitosin
menstimulasi otot di sekitar payudara untuk memeras ASI keluar. Para ibu
mendeskripsikan sensasi turunnya susu dengan berbeda-beda, beberapa merasakan
geli di payudara dan ada juga yang merasakan sakit sedikit, tetapi ada juga
yang tidak merasakan apa-apa. Refleks turunnya susu tidak selalu konsisten
khususnya pada masa-masa awal. Tetapi refleks ini bisa juga distimulasi dengan
hanya memikirkan tentang bayi, atau mendengar suara bayi, sehingga terjadi
kebocoran. Sering pula terjadi, payudara yang tidak menyusui bayi mengeluarkan
ASI pada saat bayi menghisap payudara yang satunya lagi. Lama kelamaan,
biasanya setelah dua minggu, refleks turunnya susu menjadi lebih stabil.
Refleks turunnya susu ini penting dalam menjaga
kestabilan produksi ASI, tetapi dapat terhalangi apabila ibu mengalami stres. Oleh
karena itu sebaiknya ibu tidak mengalami stres.
Refleks turunnya susu yang kurang baik adalah akibat dari
puting lecet, terpisah dari bayi, pembedahan payudara sebelum melahirkan, atau
kerusakan jaringan payudara. Apabila ibu mengalami kesulitan menyusui akibat
kurangnya refleks ini, dapat dibantu dengan pemijatan payudara, penghangatan
payudara dengan mandi air hangat, atau menyusui dalam situasi yang tenang.
F.
Nifas
Menurut
Varney, H, Nifas adalah Masa antara kelahiran plasenta
& membran yang menandai berakhirnya periode intra partum sampai waktu
menuju kembalinya sistem reproduksi wanita tersebut kekondisi tidak hamil.
Masa nifas merupakan masa
pembersihan rahim. Masa nifas biasanya berlangsung selama 40 hari setelah
melahirkan.
Pada masa ini, darah akan keluar seperti pada masa haid. Darah nifas harus
mengalir keluar dengan lancar untuk menghindari infeksi rahim.
Lama masa nifas bisa berbeda-beda
pada setiap ibu. Darah akan cepat berhenti apabila jumlah yang keluar memang
sedikit tetapi optimal, atau keluar sekaligus banyak dan berhenti sebelum 40
hari. Sementara itu mungkin ada ibu yang darah nifasnya masih keluar melewati
masa 40 hari. Meskipun darah sudah berhenti sebelum 40 hari, sebaiknya masa
nifas dianggap selesai setelah 40 hari, karena perawatan masa nifas adalah masa
pemulihan pasca persalinan sampai alat-alat kandungan kembali seperti sebelum
hamil.
1.
Tahapan Masa Nifas
Ada empat tahapan masa nifas yang harus dilalui oleh ibu yang
baru saja melahirkan yaitu:
a)
Lokia Lubra
Keluarnya darah berwarna merah karena berisi darah segar, jaringan
sisa-sisa plasenta, dinding rahim, lemak bayi, rambut bayi dan kotoran bayi
saat dalam kandungan. Biasanya masa ini berlangsung selama 1 minggu.
b)
Lokia Sanguelenta
Keluarnya darah berwarna merah dan berlendir
c)
Lokia Serosa
Keluarnya cairan berwarna kekuningan karena jaringan serosa atau
sisa-sisa pengaruh hormon
d)
Lokia Alba
Cairan yang keluar berwarna putih dan bening. Ini tandanya sudah memasuki
tahap pemulihan.
G. Menopause
Menopause adalah tidak terjadinya periode menstruasi
selama 12 bulan akibat dari tidak aktifnya folikel sel telur. Periode transisi
menopause dihitung dari periode menstruasi terakhir diikuti dengan 12 bulan
periode amenorea (tidak mendapatkan siklus haid). Menopause adalah bagian dari
periode transisi perubahan masa reproduktif ke masa tidak reproduktif. Usia
rata-rata menopause berkisar 43 – 57 tahun namun tidak ada cara yang pasti
untuk memprediksi kapan seorang wanita akan memasuki masa menopause. Selain
itu, faktor keturunan juga berperan disini, seorang wanita akan mengalami
menopause pada usia tidak jauh berbeda dari ibunya.
1.
Faktor
yang mempengaruhi terjadinya menopause
Menurut Kasdu (2002) faktor-faktor yang
mempengaruhi kapan wanita mengalami menopause antara lain adalah :
a)
Usia
haid pertama kali (menarche)
Semakin muda usia
seorang wanita mengalami haid pertama kalinya, semakin lama ia memasuki usia
menopause.
b)
Faktor
psikis
Keadaan wanita yang
tidak menikah dan bekerja mempengaruhi perkembangan psikisnya, mereka akan
mengalami masa menopause lebih muda dibandingkan mereka yang menikah dan tidak
bekerja/bekerja atau tidak menikah dan tidak bekerja.
c)
Jumlah
anak
Semakin sering seorang wanita
melahirkan, maka semakin tua atau lama mereka memasuki masa menopause.
d)
Usia
melahirkan
Semakin
tua seorang waanita melahirkan anak, maka semakin tua ia mulai memasuki
usia menopause. Hal ini karena kehamilan dan persalinan memperlambat sistem
kerja organ reproduksi, bahkan memperlambat proses penuaan tubuh.
e)
Pemakaian
kontrasepsi
Pemakaian kontrasepsi
khususnya kontrasepsi jenis hormonal akan memperlama datangnya masa menopause.
Hal ini dikarenakan cara kerja kontrasepsi hormonal yang menekan fungsi indung
telur.
f)
Merokok
Wanita perokok diduga
akan lebih cepat memasuki masa menopause.
2.
Tahapan
Menopause
Menurut Kasdu (2002),
siklus kehidupan seorang wanita akan mengalami fase-fase perkembangan, terutama
fase yang berkaitan dengan fungsi organ reproduksi wanita. Fase-fase tersebut
dibagi menjadi tiga tahapan yaitu :
a)
Masa
sebelum menstruasi
Masa sebelum haid yang berlangsung sejak
bayi hingga masa prapubertas (sekitar usia 8-12 tahun) dan masa pubertas (usia
12-13 tahun). Pada masa ini wanita mulai mengalami masa yang disebut fase
reproduksi.
b)
Fase
reproduksi
Fase
reproduksi atau periode fertile (subur) berlangsung sampai usia sekitar
45 tahunan dan pada masa inilah organ reproduksi wanita akan mengalami fungsi
yang sebenarnya, yaitu hamil dan melahirkan.
c)
Masa
setelah menstruasi
Masa
ini adalah fase terakhir dalam kehidupan seorang wanita, dimana masa
reproduksinya berakhir yang disebut masa klimakterium. Klimakterium adalah masa
peralihan yang dilalui seorang wanita dari periode reproduktif ke periode non
reproduktif. Periode ini dapat berlangsung antara 5-10 tahun sekitar menopause.
Menurut Kasdu (2002) dan Pakasi (2000), masa klimakterium berlangsung secara
bertahap yaitu :
1)
Masa
premenopause
Masa
sebelum berlangsungnya perimenopause, yaitu sejak fungsi reproduksi mulai
menurun sampai timbulnya keluhan atau tanda-tanda menopause. Masa ini ditandai
dengan siklus haid yang tidak teratur, dengan perdarahan haid yang memanjang
dan jumlah darah haid yang relatif banyak dan kadang-kadang disertai nyeri haid
(disminorea). Terjadi pada masa 4-5 tahun sebelum menopause.
2)
Masa
perimenopause
Periode dengan keluhan
memuncak, rentangan 1-2 tahun sebelum dan 1-2 tahun sesudah menopause. Masa
wanita mengalami akhir dari datangnya haid sampai berhenti sama sekali.
3)
Masa
menopause
Masa menopause
dikatakan sebagai haid alami yang terakhir. Diagnosis menopause jika
seorang wanita tidak haid selama 12 bulan.
4)
Masa
postmenopause
Masa setelah
perimenopause sampai senilis.
3. Perubahan Selama Menopause
Kasdu
(2002) membagi perubahan yang terjadi selama menopause menjadi empat, yaitu :
a)
Perubahan
organ reproduksi
Akibat berhentinya
haid, berbagai organ reproduksi akan mengalami berbagai perubahan. Perubahan
itu antara lain :
1) Rahim
(uterus)
Rahim mengalami atropi
(keadaan kemunduran gizi jaringan), panjangnya menyusut, dan dindingnya
menipis. Jaringan miometrium (otot rahim) sedikit dan lebih banyak jaringan fibrotik.
Serviks (leher rahim) menyusut bahkan lama-lama akan merata dengan dinding
vagina.
2) Saluran
telur
Lipatan saluran menjadi
lebih pendek, menipis dan mengerut serta rambut getar (fimbria) menghilang.
3) Indung
telur
Dengan menurunnya
produksi indung telur maka terjadi juga penurunan hormon yaitu estrogen,
progesteron, dan androgen. Akibatnya, ukuran indung telur akan mengecil dan
permukaannya akan menjadi keriput, terjadi sklerosis (penebalan) pada
sistem pembuluh darah indung telur, siklus menjadi anovulasi (tidak ada
ovulasi), terjadi perubahan endometrium akibat produksi hormon estrogen yang
menurun.
4) Serviks
Serviks mengalami
pengerutan dan pemendekan.
5) Vagina
Vagina mengalami
konstraktur (melemahnya otot jaringan), panjang dan lebar vagina juga mengalami
pengecilan. Selaput lendir akan menipis dan tidak lagi elastis.
6) Vulva
Jaringan pada vulva
akan menipis akibat berkurang dan hilangnya jaringan lemak serta jaringan
elastik. Kulinya menipis dan pembuluh darah berkurang sehingga menyebabkan
pengerutan lipatan vulva.
b)
Perubahan
fisik
Akibat perubahan organ
reproduksi maupun hormon tubuh pada saat menopause mempengaruhi berbagai
keadaan fisik tubuh seorang wanita. Keadaan ini berupa keluhan-keluhan
ketidaknyamanan yang timbul dalam kehidupan sehari-hari. Keluhannya berupa hot
flushes (perasaan panas), keringat berlebihan, vagina terasa kering
sehingga menimbulkan rasa sakit pada saat berhubungan intim, tidak dapat
menahan air kencing, hilangnya jaringan kolagen sehingga menyebabkan kulit
kering dan keriput serta rambut menjadi rontok, penambahan berat badan, mata
terasa kering dan gatal, nyeri tulang dan sendi.
c)
Perubahan
emosi
Menurut Kasdu
(2002), perubahan psikis pada wanita menopause sangat tergantung pada
masing-masing individu. Pengaruh ini sangat tergantung pada pandangan
masing-masing wanita terhadap menopause, termasuk pengetahuannya. Pengetahuan
yang cukup akan membantu mereka memahami dan mempersiapkan dirinya menjalani
masa menopause dengan baik.
Perubahan emosi
yang sering muncul pada masa menopause adalah keadaan emosi yang kurang stabil.
Namun pada umumnya, seorang wanita akan mengalami ketidakstabilan emosi ini
tidak akan berkepanjangan seiring dengan kekhawatiran yang mungkin akan terjadi
pada tubuhnya dengan berakhirnya masa haid. Dan kestabilan emosi ini akan
diperoleh kembali setelah mereka mendapatkan informasi yang baik tentang
menopause.
Selain perubahan
emosi, perubahan psikis akan terjadi juga. Gejala psikis yang muncul antara
lain mudah lupa, kurang dapat memusatkan perhatiannya, kecemasan, mudah marah
dan depresi.
d) Dua
gangguan kesehatan yang dapat terjadi setelah menopause adalah :
Osteoporosis. Hormon estrogen yang
dihasilkan oleh indung telur membantu mengontrol regenerasi (pertumbuhan dan
perbaikan) tulang. Pada masa menopause, hormon estrogen menurun produksinya
sehingga menyebabkab tulang menjadi mudah keropos. Tulang menjadi lemah dan
mudah patah. Kondisi ini disebut osteoporosis Tatalaksana dari osteoporosis
adalah pencegahan terjadinya patah tulang dengan cara memperlambat hilangnya
sel-sel tulang dan meningkatkan densitas serta kekuatan tulang. Diantaranya
adalah perubahan gaya hidup termasuk berhenti merokok, minum minuman alkohol,
berolahraga teratur, dan mengkonsumsi makanan bernutrisi seimbang dengan
kalsium dan vitamin D yang adekuat. Obatobatan yang dapat menghentikan
kehilangan sel-sel tulang dan meningkatkan kekuatan tulang dapatdidiskusikan
dengan dokter anda
Penyakit
jantung. Perubahan kadar estrogen dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah
dan berat badan yang mengakibatkan peningkatan risiko untuk penyakit jantung
dan pembuluh darah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar